Mengungkap Rahasia Ramadhan (3) – Kalam Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi

Pada kesempatan lain di malam ke8 Ramadhan 1326 H, setelah melakukan shalat tarawih berjamaah di Masjid Riyadh, beliau berdiri memberikan nasehatnya,
“Sebagian para arifin telah berkata, orang yang tidur sedangkan hatinya tidak tersimpan sesuatupun kecuali Allah, maka ia akan mendapati di dalam tidurnya keistemewaan yang tidak di berikan kepada orang yang berdiri di tengah sholat malamnya dan orang yang berpuasa di siang harinya. Karena Allah telah memuliakan orang yang mempunyai hati yang siap untuk menerima nafahat di bulan Ramadhan ini.

Al Qur’an dan hadits-hadits Nabi SAW telah memberikan peringatan, namun hati ini tetap keras. Apakah kita tidak merasa kematian yang akan datang dengan tiba-tiba, perpisahan dengan orang yang kita cintai. Bukalah mata hati kalian, gunakan telinga kalian untuk mendengarkan Kitabullah. Ketahuilah, perjalanan hari telah memberi peringatan. Kalian telah mengetahui perjalanan hidup Kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW. Jika tidak meneladani Nabi SAW, lantas kita mau meneladani siapa…????

Gunakan kesempatan kalian pada sisa-sisa malam di bulan yang penuh barokah ini. Karena aku melihat Nabi SAW di beberapa malam di bulan Ramadhan ini ketika aku berada di hadapan beliau. Beliau SAW menjawab salamku, kemudian Beliau SAW berkata kepadaku,
“Apakah engkau tidak senang wahai ‘Ali, bahwa sesungguhnya amalmu dan amal teman-temanmu di terima oleh Allah SWT.”

Ketahuilah, wahai saudara-saudaraku bahwa di malam-malam Ramadhan, Allah SWT membukakan pintu untuk dapat langsung berhubungan dengan Allah dan Kekasih-Nya. Semoga Allah mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan di tahun-tahun berikutnya dengan keadaan sehat wal ‘afiyah..”

Bersambung..

Pos ini dipublikasikan di Fiqh Ramadlan dan tag , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar