Mengungkap Rahasia Ramadhan (2) – Kalam Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi

Para sholihin dahulu telah berhasil meraih nafahat pada bulan Ramadhan. Ini di karenakan mereka mampu menundukkan nafsu mereka untuk tidak berbuat maksiat. Mereka sadar di beri amanat oleh Allah SWT yang berupa mata, lisan, telinga dan perut mereka jaga. Berbeda dengan kita sudah berapa banyak amanat yang di berikan kepada kita, namun kita khianati. Ketahuilah, wahai saudaraku sudah 7 hari Ramadhan lewat di hadapan kita, namun apakah tampak pada diri kita perubahan amal, perubahan hati yang tadinya gelap menjadi terang. Hal itu semua dapat tertolong dengan banyaknya shodaqoh di bulan ini.

Jangan sekali-kali kalian menganggap remeh perbuatan kebajikan walau sebesar biji sawi. Misal, menampakkan wajah yang berseri-seri kepada saudaranya. Karena Allah di setiap malam bulan Ramadhan membebaskan dari api neraka sebanyak 600.000 hambanya yang mau menggunakan kesempatan di bulan Ramadhan untuk berbuat kebajikan.

Imam Sya’roni di dalam mujahadahnya (kesungguhan) amalnya dan dalam menundukkan hawa nafsunya apabila terbesit pada hatinya ingin bersedekah walau ia masih berada dalam kamar mandi, ia berteriak kepada keluarganya,
“Tolong berikan uang dinar ku kepada Fulan agar aku merasa lega.” Ketika di tanya kenapa tidak menunggu hingga keluar dari kamar mandi baru setelah itu bersedekah…? Beliau menjawab,
“Saya khawatir nafsuku menundukkan diriku, hingga aku berpaling tidak mau bersedekah dan meninggalkan amal baik. Oleh karenanya aku bersegera untuk menundukkan nafsuku.”

Bersambung…

Pos ini dipublikasikan di Fiqh Ramadlan dan tag , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar